Thursday, December 22, 2016

Kampung Inggris Part 3: Travel, the Hidden Passion



Setelah gua menceritakan sedikit pengalaman gua di Kampung Inggris daam dua part sebelumnya, kali ini gua akan khusus menceritakan tentang pengalaman travelling gua. Dari dulu gua selalu pingin untuk travel gitu and see things. Yaa, mungkin ada untungnya gua nge-gap jadi gua bisa travel sendiri untuk pertamakalinya. Jadi gua di kampung Inggris selama 4 minggu dan tiga minggu terakhir gua habiskan untuk pergi ke suatu tempat. Yakali ga baca ehe. Kuy!

Kampung Inggris Part 2: New Place, New Culture





Besok harinya gua bangun, Alhamdulillah yalord masih hidup ehe. Lagi nyenyak-nyenyaknya tidur eh ada suara berisik gitu bangunin kita semua. “Wake up, wake up!” kita terbangun dan semua anak saigon kumpul gitu di lantai satu. Buset kaget gua, itu anaknya banyak banget (setelah gua tau akhirnya jumlahnya lebih dari seratus anak. Wajar sih campnya juga emang gede). Waktu itu Ahmad, Gevin, Nando, dan gua barengan ngumpul di bagian kanan belakang gitu. Terus ada tutornya ngasi salam untuk anak baru (ijeh anak baru), minta anak baru buat berdiri untuk stand up and introduce himself (fyi camp khusus cowok dan cewek terpisah). Dan interest thing nya saat kita memperkenalkan diri lalu kita nyebut daerah asal kita, anak-anak saigon juga nyebut asal daerah kita dengan teriak bersama. 

Nah setelah ‘basa basi’ ehe, kita ada extended class gitu khusus per camp. Karena Gua dan yang lain belum ambil replacemen test akhirnya disuruh buat ambil prespeaking class. Kita belajar hal-hal dasar dari bahasa Inggris. Masih belajar ‘ini tuh bahasa inggrisnya apa sih’, dan semacamnya. Kalau gak salah extended class tuh Cuma satu jam. Dan setelah itu pun kita mandi dan siap-siap untuk take a replacement test. kalau gak salah jam delapan pagi kita ke GE office untuk daftar ulang. Pagi itu rame banget. Kita ngantri gitu. Di sana gua ketemu sama Dilla (yang ngerekomen travel itu). Hingga akhirnya giliran kita untuk replacement test. Waktu itu kita berempat dan satu orang lain tes barengan gitu tapi ganti-gantian. Pertama si new guy. Ijeh dia ngomongnya lancar banget sama aksennya juga bagus. Waktu itu awalnya dia mau ambil speaking and grammar dan dia dapat speaking two and grammar one. Waktu itu gua grogi juga dan akhirnya gua ngomong aja terus tanpa memperdulikan grammar (ini gua lupa karna grogi HAHA). Gua waktu itu dapat speaking two and pronounciation one. Ahmad dapat speaking one, Gevin dan Nanda dapat prespeaking dan mereka bertiga juga dapat pronounciation one. 
Jadi ceritanya setelah si new guy ini lagi introduce himself saat  replacement test, dia mention kalau ternyata dia juga lulusan SMA alias gap year. Gua yang tau langsung aja kenalan biar nambah temen sesama gap di sana. Yang awalnya dia ambil grammar dan gak camp di saigon, akhirnya dia ganti jadi pronoun dan campnya ke saigon. Setelah replacement test gua pun langsung ambis mode on ehe. Karna gua nyadar kalau gua ke Kampung Inggris nya telat otomatis gua udah absen beberapa kelas. Makanya waktu itu gua langsung ke pronoun class. Ahmad, Gevin, dan Nanda pun balik ke camp dan si new guy a.k.a Ghifari katanya mau ketemu sama bokapnya dulu. Pertama kali gua ikut pronoun class¸ gua cari tempatnya dan ternyata ada di seberang GE office. Gua masuk dan di sana penuh dengan anak-anak yang belajar outdoor gitu. Gua telusurin lagi ternyata kelas gua ada di bagian belakangnya. Gua duduk paling belakang, sendiri, gak kenal siapa-siapa. Akhirnya kelas selesai dan gua balik ke camp. Sesampai di camp gua juga Cuma di kamar aja sambil main HP. Nothin interested after that.
Hari-hari selanjutnya masih dengan rutinitas yang hampir sama. Setiap pagi kita dibagunin jam lima pagi buat extended class, which is kali ini gua ambil speaking two class setelah itu kita mandi dan gabut. Jam sepuluh speaking two class diterusin pronoun class jam sebelas. Awalnya yang seru menurut gua adalah satu rumah kedengeran sama suara lagu gitu yang di speaker-in. Jadi hampir seisi rumah bisa denger dan gua ikutan nyanyi ehe. Ohya, waktu itu si Ghifari awalnya sekamar sama kita tapi ternyata udah diisi sama yang lain jadi dia pindah ke kamar sebelah. Dari situ gua mulai kenal sama roommatenya. Namanya Imsa dan Yudhit. Selama periode pertama somehow mereka pendiem banget jadi kita gak gabung gitu. Dari selasa s.d. jumat kita ikutin kelas udah kayak kuliah aja. Hampir tiap hari ada extened class (pagi atau malam, gua juga bingung sistemnya gimana). Habis itu ada main class dan extended class lagi dari GE nya bagi yang mau.
Nah, yang unik dari Kampung Inggris ini memang ada banyak. Kita belajar bahasa inggris outdoor gitu. Terus kalau bolos gapapa wkwk, pokonya di sini gua ngerasa udah kayak kuliah deh. Banyak versi ‘ekspektasi dan realita’ nya. Ohiya, more interest thing nya adalah saat extended class kita dapat task gitu. Milih antara buat tulisan mengenai kasus rokok (if im not mistaken) atau find a girl and interview hew why she comes to Kampung Inggris. Lol, u kno my option. Fyi tugas nya berdua gitu dan gua bareng Ghifari. Kita naik sepeda gitu nyari cewe, ijeh, setelah dapat kita wawancarain dengan pertanyaan dasar. Nama, asal, kuliah, ambil program apa aja, dan ngapain di Kampung Inggris. Yaa, emang mostly task di sini tuh antimainstream. Topik-topik diskusinya pun kreatif banget. Pokonya seru deh.
Minggu pertama pun berlalu. Weekend pertama hanya kita isi dengan nge-goes keliling Kampung Inggris dan makan di restoran gitu. Kita yang harusnya udah membaur dengan yang lain, yang menurut gua belum ada progress yang signifikan. Hal itu karena kamar kita yang terisolasi. Walaupun suatu saat kita berlima makan malam di luar dan ketemu sama anak saigon. Dia ngasi tau kalau kita jangan sungkan buat gabung. But, it still not makin any progress. Akhirnya minggu kedua dimulai. Dengan schedule yang sama, tapi udah mulai bolong-bolongikut kelas. Dan kali ini di hari kamis atau jumat (lupa) ada acara GE gitu. Jadi seluruh anak GE kumpul di GE dari seluruh camp (yang berati ratusan anak). Nah, di situ anak cewek bakal duduk gitu di bangku dan yang cowok bakal ‘milih’ mau ngobrol sama yang mana. Gua juga gatau faedahnya apa ya tapi mungkin kita bisa melatih bahasa inggris kita. Tapi acara ini mostly dijadikan ajang hunting cinta period.
Selama di Kampung Inggris gua berada di lingkungan yang menurut gua sangat berbeda. Selain gua tidur tanpa orang tua, makan sendiri, laundry sendiri, pergi naik sepeda, dan yang paling kerasa itu, somehow¸ anak-anak di sana sangat berbaur. Dulu gua emang susah untuk adaptasi tapi semenjak dari Kampung Inggris gua jadi lebih mudah beradaptasi and more humble than before. Minggu selanjutnya pun kita regis ulang untuk ambil kelas baru. Gua ngelanjut dengan speaking three, pronoun two, and reading class (yang akhirnya gua Cuma ikuti kelas reading sekali lalu bolos terus karena mager dan kepagian). Di Kampung Inggris memang banyak yang nge-gap kayak gua. cuma yang memang bikin gua gak nyangka adalah kebanyakan dari mereka gak ngelanjutin kuliah, tapi jadi pilot, polisi, pelaut, dan sebagainya.

Kampung Inggris Part 1: Runaway

Here it is. 
yang harusnya lagi zeniusan matematika gua malah nge-yutub dan..... 

Setelah hampir setengah tahun gua nge-gap, udah banyak hal yang terjadi dalam diri gua. Kali ini gua ingin mengenang kembali masa-masa gua saat bertapa di Kampung Inggris. Sebenarnya sih udah dari kemarin-kemarin mau buat blog tentang ini tapi selalu jadi wacana, hehe. Sekarang pun akhirnya gua buat blog ini karena ke-triggered sama something yang bakal gua kasitau diakhir atau diblog selanjutnya. Cekidot! :D

flashback dulu yaa, setelah pengumuman simak dan gua memilih untuk gap year, gua langsung cari-cari informasi menganai gap year. Kalau dari definisi gap yang artinya jeda dan setelah gua telusuri, mereka yang mengambil gap year mostly akan berkeliling dunia. gadeng gak seluruh negara juga hehe. Mereka akan stay gitu selama berbulan-bulan untuk sekadar liburan, atau learn smething new such as culture, social, and many more. Dan saat-saat gap itu akan memberikan mereka waktu untuk berpikir siapa diri kita sebenarnya? apa passion kita? dan untuk apa kita hidup? oke, hal itu akan gua bahas lebih detail di blog yang akan gua buat saat mendekati SBMPTN 2017 :))

Tuesday, August 16, 2016

Be an Entrepreneur, Politican, or Worker?

Akhirnya sekarang gua bisa mulai ngeblog lagi. Setelah gua mengikuti  dua seminar yaitu Young on Top National Conference 2016 : It’s Millennials Time to Lead This Nation yang dilaksanakan di Kartika Expo, Blai Kartini pada hari sabtu (12/8/16) dan The Backstage yang dilaksanakan di Merak Room, JCC hari Minggu (13/8/16). Dalam dua hari itu gua tepar parah dengan ending gua pulang dari The Backstage naik gojek terus kehujanan. Hari senin gua buat CV dan cover letter buat apply di beberapa tempat volunteer dan magang. Dan kemarin gua buat rekening bank dengan nama gua sendiri (finally make KTP gua yeahh).
Kalau kita ditanya apa sih cita-cita kita? Sejak kecil kita akan menjawab berbagai profesi yang mainstream dan keren gitu. Ada yang ingin menjadi presiden, polisi, dokter, guru, astronot, atau lainnya. Namun, semenjak negara api menyerang  kita semain dewasa, cita-cita kita mulai berubah (walaupun ada yang tetap) dan makin bingung mau jadi apa kita nanti? Kali ini gua ingin membahas tentang tiga profesi yang lumayan bisa dijadiin pertimbangan. Yaitu menjadi entrepreneur, politican, or worker?  Enjoy!

Tuesday, August 9, 2016

Menjadi Pemimpin di Era Digital

Apa yang menjadikan seseorang pemimpin? sosok yang disegani dan dijunjungi oleh pengikutnya. Dengan  adanya era digital membuat pemimpin harus beradaptasi dengan beberapa perubahan yang ada. Kali ini gua akan menyimpulkan beberapa hal dari seminar National Inspiring Talks 2016 : Karya Tanpa Batas Anak Bangsa yang diselenggarakan oleh Rumah Kepemimpinan / PPSDMS. Seminar ini dilaksanakan di FHUI pada hari minggu tanggal 7 Agustus 2016

Thursday, July 14, 2016

Memories and Hope #3


Mahasiswa PTN ALPUS 3
                Sebuah kisah yang sangat susah untuk dilupain. Masa indah yang penuh perjuangan.  Teman SMA yang ada untuk kita, kumpul bareng, belajar bareng, ngobrol bareng, dll. Para sahabat. Bagi gua kata “sahabat” sangat sakral karena mereka adalah orang yang ada saat senang dan susah. Mereka yang berani ngatain kita tapi tau apa yang sebenarnya terjadi dengan kita. Tanpa mereka mungkin gua gak akan bisa semangat untuk persiapan SBMPTN. Gak deng, itu lebay. Gua harus semangat apa pun yang terjadi.

                Saat itu hari selasa tanggal 28 Juni 2016. Sebuah momen penentu dari apa yang kalian capai setahun ini. Pengumuman SBMPTN. Saat itu kita rencana buat buka pengumumannya bareng. Kita buka di rumah Danar. Waktu itu  baru dua orang yang lolos. Gua gak keterima. Oke. Waktu gua lihat hasilnya

Memories and Hope #2

Mimpi yang Membara

Untuk Tuhan, Bangsa, dan Almamater.

 

Salam Ganesa.
Sebuah slogan yang membuat hati tergetar dan merinding.
Gua pun begitu, setiap kali membaca atau mendengarnya.
Lima kata tersebut merupakan salah satu motivasi terkuat gua.

Memories and Hope #1

 Kini telah berakhir. Sebagian perjalanan yang menyisakan memori. They said tiada hasil yang menghianati usaha. Well, gua percaya akan itu. Awalnya gua ingin melanjutkan kisah perjuangan gua selama setahun terakhir dengan ending gua lolos, tetapi mungkin bukan itu jalan gua. Tahun ini gua belum lolos SBMPTN. However, bagi gua apa pun hasilnya, gua gak menyesal karena telah berusaha menggapai mimpi gua. So, gua akan membuat tulisan tentang berbagai momen penting dan pikiran gua yang menurut gua pantas buat di-share. Untuk mereka yang tetap optimis demi masa depan yang lebih baik. Tentang kenangan dan impian. Enjoy!

berhubung saat gua buat jadinya kebanyakan. maka tulisan ini akan gua potong menjadi tiga bagian. 


 Transformation
 Transformasi yang gua maksud kali ini adalah saat gua berubah menjadi sosok yang berbeda. Kira-kira sebelum kelas sebelas, gua belum kepikiran secara pasti bagaimana rencana masa depan gua. Saat itu gua masih acuh tak acuh dan mengikuti arus sekolah. Hingga gua sadar kalau gua harus menggapai mimpi gua. Gua pun mulai menetapkan tujuan dan langkah untuk menggapainya. Gua mulai berfikir mau kuliah di mana nanti? Gua cari informasi tentang PTN di Indonesia. Satu Institut yang buat gua penasaran adalah ITB. Sebuah tujuan awal untuk masa depan yang lebih baik. Awalnya gua gak tau gua mau masuk ke fakultas apa. Dengan cita-cita gua yang dari kecil menjadi Astronot (yang gua sadar itu gak mungkin) berubah menjadi seorang pengusaha or wiraswasta.

Saturday, July 2, 2016

Story of Us




SMA adalah masa transisi dari remaja menjadi pribadi yang lebih dewasa. Masa dimana kita  mulai mencari jati diri. Saat kita harus menentukan prioritas, menghadapi masalah, dan menikmatinya. Kisah ini sedikit berbeda, mengenai mimpi akan masa depan dan mulai menggapainya bersama.  Orang bilang SMA adalah masa terindah, saat kita mulai mengenal cinta, bersahabat, dan belum memiliki tanggung jawab yang cukup besar. Awalnya gua kurang setuju dengan pernyataan ini hingga gua merasa cukup beruntung karena gua menyadarinya sebelum semua berakhir. Cerita ini gua buat sebagai tanda perjuangan kita dalam persiapan masuk PTN dan kenangan dimasa-masa terakhir. MAHASISWA PTN ALPUS 3. Enjoy!