Tuesday, August 16, 2016

Be an Entrepreneur, Politican, or Worker?

Akhirnya sekarang gua bisa mulai ngeblog lagi. Setelah gua mengikuti  dua seminar yaitu Young on Top National Conference 2016 : It’s Millennials Time to Lead This Nation yang dilaksanakan di Kartika Expo, Blai Kartini pada hari sabtu (12/8/16) dan The Backstage yang dilaksanakan di Merak Room, JCC hari Minggu (13/8/16). Dalam dua hari itu gua tepar parah dengan ending gua pulang dari The Backstage naik gojek terus kehujanan. Hari senin gua buat CV dan cover letter buat apply di beberapa tempat volunteer dan magang. Dan kemarin gua buat rekening bank dengan nama gua sendiri (finally make KTP gua yeahh).
Kalau kita ditanya apa sih cita-cita kita? Sejak kecil kita akan menjawab berbagai profesi yang mainstream dan keren gitu. Ada yang ingin menjadi presiden, polisi, dokter, guru, astronot, atau lainnya. Namun, semenjak negara api menyerang  kita semain dewasa, cita-cita kita mulai berubah (walaupun ada yang tetap) dan makin bingung mau jadi apa kita nanti? Kali ini gua ingin membahas tentang tiga profesi yang lumayan bisa dijadiin pertimbangan. Yaitu menjadi entrepreneur, politican, or worker?  Enjoy!

Entrepreneur
Sebagai seseorang yang selalu membawa perubahan inovasi, ide-ide baru dan aturan baru. Entrepreneur adalah mereka yang mampu melakukan suatu perubahan/menambahkan nilai yang lebih besar daripada nilai yang sebelumnya. Sebaiknya kita menjadi entrepreneur untuk menjawab masalah yang ada di sekitar kita. Jadi mencari passion kita tuh saat kita mulai terbuka dengan lingkungan sekitar.
Tulislah passion yang sudah didapat agar menjadi sesuatu yang lebh jelas dan bisa memotivasi.  Untuk kita generasi millennials akan sangat membantu jika kita memanfaatkan media sosial untuk promosi mengenai startup atau usaha kita. Pun juga sangat penting untuk memilih partner yang tepat.  Kita sebagai entrepreneur muda harus bisa mencari suntikan dana dari investor, dengan minimnya pengalaman, yang harus kita tunjukan adalah semangat kita yang lebih open minded .
Terus bisa gak seorang introvert menjadi entrepreneur? Jelas bisa. Contohnya Bapak Alexander Rusli sebagai CEO Indosat Oreedo yang menyatakan dirinya sebagai introvert. Memang awalnya akan susah dan butuh perubahan. Seperti mau berkomunikasi dan mencari koneksi llebih luas lagi. Even seseorang yang kuliah di jurusan saintek juga bisa jadi entrepreneur. Yang penting tinggal niatnya aja untuk menekuni bidang tersebut.
Menjadi entrepreneur tuh harus tahan banting! Sosok Ben Soebikto yang menulis semua passion dan tujuan karirnya di blog. Beliau punya sekitar tiga puluh perusahaan (kalau gak salah) dengan tantangan yang gak normal. Mulai dari hutang perusahaan sekitar empat  puluh juta (saat masih kuliah) hingga miliyaran (gua lupa berapa) dan juga dituntut ke pangadilan untuk hukuman penjara. Kini beliau sudah sukses besar dengan membangun Ismaya Group (yang rencananya dibuat untuk jaga-jaga membayar denda saat kalah di pengadilan tapi akhirnya menang dan perusahaannya sudah berkembang, salut) dan perusahaan lainnya


Politican
Profesi ini gua ambil karena pak Ahok menjadi speaker di YoTNC.  Gua yang dulu benar-benar apatis sama politik sekarang jadi minat untuk nimbrung ke dunia politik. Soon.  Aamiin. Jadi politik tuh emang worth it banget buat digelutin. Bukan karena jabatan atau gaji nya melainkan kita bisa membantu lebih banyak untuk keadilan bangsa. Jadi kalau misal kita mau nyumbang satu milyar aja. Itu bisa jadi udah heboh banget. Padahal kalau dihitung-hitung untuk 1000 orang saja cuma dapat satu juta. Nah, kalau kita ikut politik dan membuat kebijakan gitu buat ngebantu masyarakat secara umum bisa membantu untuk lebih banyak masyarakat dan tetap tiap bulan. Yha tapi kalau korupsi beda lagi ceritanya.
Oleh karena itu kita harus menjadi sosok yang tidak korupsi. Kalau kata pak Ahok, beliau mulai gabung di parpol sekitar umur tiga puluh-an (kalau gak salah). Beliau gabung pertama kali di posisi DPRD Tingkat II. Ikut politik tuh kita harus mengenalkan diri. Seperti menjual produk yaitu ‘karakter’ kita.  Memang pak Ahok terkenal dengan gubernur yang abnormal. Keren aja bisa peduli segitu besarnya kepada Indonesia (actually gua gak tau ini kampanye politik atau bukan tapi ya sudah lah). 

Worker
Profesi yang gua maksud adalah mereka semua yang bekerja di suatu perusahaan. Sebagai seorang worker kita pasti dituntut untuk bekerja produktif dan memiliki skill-skill yang memadai.  Kita juga perlu memiliki interpersonal skill yang bagus. Saat bekerja jangan setangah-setengah. Ambil pekerjaan sebanyak-banyaknya! Tapi seringkali kita menemui masalah yang gak ga pernah selesai hingga seperti Gunung Himalaya. Kalau ada masalah jangan ditunda. Pisah menjadi beberapa masalah kecil lalu langsung tanggapi masalah tersebut.
 Menjadi seorang worker (dan profesi lainnya) sangat penting untuk memiliki communication skill yang baik. Yaitu komunikasi dua arah. Nah, untuk menjadi pembicara yang baik kita harus menjadi pendengar yang baik. Saat kita mendengar dan memahapi lawan bicara, kita akan menjadi lebih emphatic sehingga tau apa yang diinginkan lawan bicara. Stress management juga sangat penting. Gunakan waktu sehar tiap minggu untuk berlibur diri. Ingat, hidup bukan hanya tentang kerja.

Kesimpulan
Memang banyak pilihan akan profesi yang kita lakoni. Mau jadi entrepreneur, politican, atau pun worker  punya bidangnya masing-masing. Tinggal kita nya aja yang lebih menyocokan dengan keperibadian masing-masing. Tapi bisa juga lho menjadi entrepreneur sekaligus politican. Kalau gua sih rencananya mau begitu hehe. Dan yang paling penting adalah cari profesi yang sesuai dengan passion kita. Jadi kita gak perlu bekerja lagi selama sisa hidup kita.
 


0 komentar:

Post a Comment