Thursday, December 22, 2016

Kampung Inggris Part 2: New Place, New Culture





Besok harinya gua bangun, Alhamdulillah yalord masih hidup ehe. Lagi nyenyak-nyenyaknya tidur eh ada suara berisik gitu bangunin kita semua. “Wake up, wake up!” kita terbangun dan semua anak saigon kumpul gitu di lantai satu. Buset kaget gua, itu anaknya banyak banget (setelah gua tau akhirnya jumlahnya lebih dari seratus anak. Wajar sih campnya juga emang gede). Waktu itu Ahmad, Gevin, Nando, dan gua barengan ngumpul di bagian kanan belakang gitu. Terus ada tutornya ngasi salam untuk anak baru (ijeh anak baru), minta anak baru buat berdiri untuk stand up and introduce himself (fyi camp khusus cowok dan cewek terpisah). Dan interest thing nya saat kita memperkenalkan diri lalu kita nyebut daerah asal kita, anak-anak saigon juga nyebut asal daerah kita dengan teriak bersama. 

Nah setelah ‘basa basi’ ehe, kita ada extended class gitu khusus per camp. Karena Gua dan yang lain belum ambil replacemen test akhirnya disuruh buat ambil prespeaking class. Kita belajar hal-hal dasar dari bahasa Inggris. Masih belajar ‘ini tuh bahasa inggrisnya apa sih’, dan semacamnya. Kalau gak salah extended class tuh Cuma satu jam. Dan setelah itu pun kita mandi dan siap-siap untuk take a replacement test. kalau gak salah jam delapan pagi kita ke GE office untuk daftar ulang. Pagi itu rame banget. Kita ngantri gitu. Di sana gua ketemu sama Dilla (yang ngerekomen travel itu). Hingga akhirnya giliran kita untuk replacement test. Waktu itu kita berempat dan satu orang lain tes barengan gitu tapi ganti-gantian. Pertama si new guy. Ijeh dia ngomongnya lancar banget sama aksennya juga bagus. Waktu itu awalnya dia mau ambil speaking and grammar dan dia dapat speaking two and grammar one. Waktu itu gua grogi juga dan akhirnya gua ngomong aja terus tanpa memperdulikan grammar (ini gua lupa karna grogi HAHA). Gua waktu itu dapat speaking two and pronounciation one. Ahmad dapat speaking one, Gevin dan Nanda dapat prespeaking dan mereka bertiga juga dapat pronounciation one. 
Jadi ceritanya setelah si new guy ini lagi introduce himself saat  replacement test, dia mention kalau ternyata dia juga lulusan SMA alias gap year. Gua yang tau langsung aja kenalan biar nambah temen sesama gap di sana. Yang awalnya dia ambil grammar dan gak camp di saigon, akhirnya dia ganti jadi pronoun dan campnya ke saigon. Setelah replacement test gua pun langsung ambis mode on ehe. Karna gua nyadar kalau gua ke Kampung Inggris nya telat otomatis gua udah absen beberapa kelas. Makanya waktu itu gua langsung ke pronoun class. Ahmad, Gevin, dan Nanda pun balik ke camp dan si new guy a.k.a Ghifari katanya mau ketemu sama bokapnya dulu. Pertama kali gua ikut pronoun class¸ gua cari tempatnya dan ternyata ada di seberang GE office. Gua masuk dan di sana penuh dengan anak-anak yang belajar outdoor gitu. Gua telusurin lagi ternyata kelas gua ada di bagian belakangnya. Gua duduk paling belakang, sendiri, gak kenal siapa-siapa. Akhirnya kelas selesai dan gua balik ke camp. Sesampai di camp gua juga Cuma di kamar aja sambil main HP. Nothin interested after that.
Hari-hari selanjutnya masih dengan rutinitas yang hampir sama. Setiap pagi kita dibagunin jam lima pagi buat extended class, which is kali ini gua ambil speaking two class setelah itu kita mandi dan gabut. Jam sepuluh speaking two class diterusin pronoun class jam sebelas. Awalnya yang seru menurut gua adalah satu rumah kedengeran sama suara lagu gitu yang di speaker-in. Jadi hampir seisi rumah bisa denger dan gua ikutan nyanyi ehe. Ohya, waktu itu si Ghifari awalnya sekamar sama kita tapi ternyata udah diisi sama yang lain jadi dia pindah ke kamar sebelah. Dari situ gua mulai kenal sama roommatenya. Namanya Imsa dan Yudhit. Selama periode pertama somehow mereka pendiem banget jadi kita gak gabung gitu. Dari selasa s.d. jumat kita ikutin kelas udah kayak kuliah aja. Hampir tiap hari ada extened class (pagi atau malam, gua juga bingung sistemnya gimana). Habis itu ada main class dan extended class lagi dari GE nya bagi yang mau.
Nah, yang unik dari Kampung Inggris ini memang ada banyak. Kita belajar bahasa inggris outdoor gitu. Terus kalau bolos gapapa wkwk, pokonya di sini gua ngerasa udah kayak kuliah deh. Banyak versi ‘ekspektasi dan realita’ nya. Ohiya, more interest thing nya adalah saat extended class kita dapat task gitu. Milih antara buat tulisan mengenai kasus rokok (if im not mistaken) atau find a girl and interview hew why she comes to Kampung Inggris. Lol, u kno my option. Fyi tugas nya berdua gitu dan gua bareng Ghifari. Kita naik sepeda gitu nyari cewe, ijeh, setelah dapat kita wawancarain dengan pertanyaan dasar. Nama, asal, kuliah, ambil program apa aja, dan ngapain di Kampung Inggris. Yaa, emang mostly task di sini tuh antimainstream. Topik-topik diskusinya pun kreatif banget. Pokonya seru deh.
Minggu pertama pun berlalu. Weekend pertama hanya kita isi dengan nge-goes keliling Kampung Inggris dan makan di restoran gitu. Kita yang harusnya udah membaur dengan yang lain, yang menurut gua belum ada progress yang signifikan. Hal itu karena kamar kita yang terisolasi. Walaupun suatu saat kita berlima makan malam di luar dan ketemu sama anak saigon. Dia ngasi tau kalau kita jangan sungkan buat gabung. But, it still not makin any progress. Akhirnya minggu kedua dimulai. Dengan schedule yang sama, tapi udah mulai bolong-bolongikut kelas. Dan kali ini di hari kamis atau jumat (lupa) ada acara GE gitu. Jadi seluruh anak GE kumpul di GE dari seluruh camp (yang berati ratusan anak). Nah, di situ anak cewek bakal duduk gitu di bangku dan yang cowok bakal ‘milih’ mau ngobrol sama yang mana. Gua juga gatau faedahnya apa ya tapi mungkin kita bisa melatih bahasa inggris kita. Tapi acara ini mostly dijadikan ajang hunting cinta period.
Selama di Kampung Inggris gua berada di lingkungan yang menurut gua sangat berbeda. Selain gua tidur tanpa orang tua, makan sendiri, laundry sendiri, pergi naik sepeda, dan yang paling kerasa itu, somehow¸ anak-anak di sana sangat berbaur. Dulu gua emang susah untuk adaptasi tapi semenjak dari Kampung Inggris gua jadi lebih mudah beradaptasi and more humble than before. Minggu selanjutnya pun kita regis ulang untuk ambil kelas baru. Gua ngelanjut dengan speaking three, pronoun two, and reading class (yang akhirnya gua Cuma ikuti kelas reading sekali lalu bolos terus karena mager dan kepagian). Di Kampung Inggris memang banyak yang nge-gap kayak gua. cuma yang memang bikin gua gak nyangka adalah kebanyakan dari mereka gak ngelanjutin kuliah, tapi jadi pilot, polisi, pelaut, dan sebagainya.

Somehow, dari sini gua belajar. Bahwa hidup gak cuma untuk belajar. I certainly agreed that education is the most important aspect of your life, but the world is much more bigger than that one. At least, mereka masih bahagia walaupun nge-gap. these things that conviced me to  understand who am i. Eventhough im still finding myself. But, now i know. I dont wanna just stick to the rule and ill use my rest one and only life for my passion and unforgettable moment. Somehow, when i get these glimpse, i feel happy to find my goals in the next five years and further.
here is the part three 

0 komentar:

Post a Comment